August 2013 - Gadget For Technology
Headlines News :

Berminatkah Anda Menjadi BOS Microsoft ??

Written By ConnectPlus on Thursday, August 29, 2013 | 3:24 AM

CEO Microsoft, Steve Ballmer, telah mengumumkan rencananya untuk pensiun. Ia akan meninggalkan jabatan puncak itu dalam 12 bulan ke depan.



Seperti diberitakan oleh Reuters, Ballmer mengatakan akan pensiun setelah Microsoft menemukan penggantinya. Sebuah komite khusus pun telah dibentuk untuk menentukan siapa yang bakal menjabat sebagai CEO Microsoft berikutnya.

Komite tersebut terdiri dari Bill Gates (pendiri dan chairman Microsoft), serta beberapa anggota dewan direksi Microsoft, seperti John Thompson (yang akan menjadi ketua komite), Chuck Noski, dan Steve Luzco.

Siapa yang akan menggantikan Ballmer? Microsoft dikabarkan akan mempertimbangkan kandidat dari internal dan eksternal. Perusahaan rekrutmen eksekutif, Heidrick & Struggles International, juga akan dilibatkan dalam pencarian ini.

Ballmer mengatakan, saat ini Microsoft membutuhkan CEO yang tepat untuk menghadapi perubahan yang sedang dialami Microsoft. "Kami butuh CEO yang akan mengawal arahan baru ini untuk waktu yang lama," ujarnya.

Arahan baru yang dimaksud Ballmer adalah perubahan Microsoft dari perusahaan yang dominan di bidang peranti lunak menjadi perusahaan perangkat dan layanan.

Teknologi yang Kemungkinan Dapat Membahayakan Manusia

Written By ConnectPlus on Sunday, August 25, 2013 | 3:47 AM

1. Printer 3D

Teknologi mesin cetak ini memang canggih. Printer 3D tak hanya bisa mencetak gambar atau teks saja, tapi juga dalam bentuk barang. Printer 3D pada dasarnya adalah mesin yang mampu membuat obyek solid 3 dimensi dalam berbagai bentuk yang berasal dari model digital. Nah, Printer 3D semangkin terjangkau dan kian mudah diperoleh. Apalagi mesin cetak tiga dimensi ini mulai banyak diproduksi oleh perusahaan teknologi dunia.

Apa bahayanya? Bayangkan jika mesin cetak ini disalahgunakan. Orang biasa bisa membuat senjata semaunya. Ini dianggap potensi berbahaya.


2. Pesawat Tanpa Awak

Pesawat tanpa awak sering digunakan dalam sebuah pertempuran. Amerika sudah menggunakan pesawat tanpa awak dalam perang Afganistan untuk menyerang musuhnya. Cara ini bisa mengurangi korban tentara Amerika Serikat.

Tapi pesawat tanpa awak akan sangat berbahaya jika jatuh ke tangan yang salah. Teknologi ini sangat bisa disalahgunakan. Contohnya jika dipakai teroris. Pesawat ini bisa dipakai untuk membunuh banyak orang yang tak berdosa.

3. Mobil Otomatis

Perkembangan otomotif kian memanjakan penggunanya. Mobil pun demikian. Tak aneh lagi mendengar mobil berjalan sendiri tanpa sopir. Perusahaan raksasa seperti google sudah menguji coba mobil yang berjalan otomatis.

Tapi mobil otomatis jelas berbahaya. Karena tanpa kendali manusia, kesalahan teknis otomatis mobil pasti menyebabkan kecelakaan. Kecelakaan semacam ini bisa memakan korban jiwa.

4. Hadron Collide

Hadron Collider adalah sebuah mahakarya manusia. Ini merupakan akselerator partikel dengan energi tertinggi dan terbesar di dunia, yang diciptakan oleh CERN, lembaga ilmu pengetahuan di Eropa. Hadron Collider ini kerap pula disebut sebagai partikel Tuhan.

Hadron Collider beberapa kali sempat mengalami masalah. Maka, teknologi ini diitakutkan tak dikendalikan dengan baik yang bisa menimbulkan bencana besar.

5. Google Glass


Google bersiap menjual kacamata pintar bernama Google Glass. Ia dibekali beragam kecanggihan yang malah membuatnya menakutkan bagi sebagian orang. Misalnya fungsi merekam video, menjepret foto cukup dengan perintah suara atau mengenali wajah seseorang cukup dengan memandang.

Tapi kehebatan teknologi ini justru dianggap sebagai perangkat mata-mata. Bahkan, beberapa restoran melarang pemakaian Google Glass dengan alasan mengganggu privasi pengunjung. Padahal, perangkat itu belum dijual bebas.

Ada kekhawatiran Google Glass bisa merusak mata. Google sudah memperingatkan perangkat ini jangan dipakai anak usia di bawah 13 tahun karena mungkin mengganggu penglihatan.

Kurangi Stres Dengan Olahraga

Written By ConnectPlus on Tuesday, August 20, 2013 | 5:05 AM

Berolahraga secara teratur adalah salah satu upaya efektif yang dapat dilakukan untuk mengurangi stres dan kecemasan. Hal ini secara umum memang dapat membantu meningkatkan kualitas tidur. Akan tetapi, pada beberapa orang, melakukan olahraga dalam selang lima jam sebelum waktu tidur justru akan menyebabkan sulit tidur.
Pada sebagian orang, rasa lelah setelah olahraga memang bisa membantu tidur nyenyak. Namun, ada juga orang yang justru menjadi segar bugar setelah berolahraga.
Hal ini terjadi karena produksi adrenalin mengalami peningkatan setelah berolahraga. Sehingga kita menjadi bersemangat melakukan apa pun. Bila hal ini terjadi pada malam hari, tentu bukannya rasa kantuk yang datang, tetapi yang terjadi adalah waktu tidur ikut bergeser.
Padahal, tidur kurang dari 6-8 jam dapat mengganggu kesehatan dan mengurangi kemampuan bekerja secara maksimal. Itulah sebabnya, jika Anda tergolong dalam kelompok yang kerap sulit tidur setelah olahraga, sebaiknya carilah waktu olahraga di sela aktivitas atau pagi hari.
Pada dasarnya, semua jenis olahraga bisa meningkatkan kualitas tidur, namun tidak disarankan untuk berolahraga secara berlebihan saat baru pertama kali. Lakukan olahraga secara rutin dan secara bertahap naikkan intensitasnya.

Berita Seputar Instagram

Written By ConnectPlus on Thursday, August 15, 2013 | 6:33 AM

Setelah sebelumnya muncul berita yang menyebutkan Instagram akan menjual foto penggunanya, kali ini CEO Instagram, Kevin Systrom, memberikan pernyataan. Seperti dilansir Mashable  dia berjanji tidak akan menjadikan foto penggunanya sebagai alat mengeruk keuntungan.

Systrom juga meminta maaf karena pemilihan diksi yang tidak tepat sehingga menyebabkan pengguna salah menafsirkan syarat dan ketentuan yang mereka berlakukan. "Kami sama sekali tidak bermaksud melakukan itu. Oleh karenanya, tulisan tersebut akan segera kami perbaiki," ujar Systrom dalam blognya.

Pernyataan tersebut muncul setelah sebelumnya muncul kecaman dari pengguna Instagram di hampir seluruh dunia. Banyak dari para pengguna yang merasa kecewa dan berencana memboikot aksi Instagram ini. Bahkan, salah satu akun besar di Instagram, National Geographic, memutuskan untuk menutup akunnya di sana hingga masalah ini terselesaikan.

Sebelumnya, dalam syarat dan ketentuan baru Instagram disebutkan: Pengguna bersedia memberikan data-datanya seperti username, kesamaan, foto (beserta meta datanya), kegiatan, maupun koneksinya dengan pihak lain, untuk digunakan dengan tujuan bisnis secara sukarela.
Pernyataan yang kontroversial inilah yang menyebabkan munculnya reaksi dari para pengguna. Respon yang dikeluarkan Systrom ini diyakini merupakan langkah cepat untuk mengatasi polemik yang berkembang.

Balita Tak Boleh Akrab dengan "Gadget"?

Written By ConnectPlus on Wednesday, August 14, 2013 | 6:30 AM

Harusnya, pada usia balita, anak terikat dengan orangtua atau lingkungan sekeliling sehingga bisa belajar. Keterikatan pada gadget akan membatasi kesempatan anak untuk belajar dan berkembang," kata dr Tjhin Wiguna, SpKJ(K), dari Divisi Psikiater Anak dan Remaja Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (FKUI/RSCM) Jakarta.

Terbatasnya kesempatan untuk belajar, kata Tjhin, disebabkan gadget hanya berkomunikasi satu arah, yakni merespons kemauan pengguna dalam hal ini balita.

Akibatnya, anak tidak dapat belajar secara alami bagaimana berkomunikasi dan sosialisasi. Anak juga tidak mampu mengenali dan berbagi aneka emosi, misal simpati, sedih, atau senang. Alhasil, menurut Tjhin, anak kurang mampu merespons apa yang terjadi di sekelilingnya, baik secara emosi maupun verbal. Terbatasnya respons anak akan mengganggu perkembangan kemampuannya untuk bergaul dan beradaptasi.

Kerugian lain dari keterikatan dengan gadget adalah gangguan pada kemampuan motorik kasar dan halus. Hal ini disebabkan anak hanya melakukan sedikit gerakan untuk menggunakan gadget. "Paling hanya duduk atau menggerakkan jari. Padahal, kalau bermain di alam bebas, semua anggota badan bergerak, termasuk koordinasi mata tangan untuk kematangan motorik halus," kata Tjhin.

Karena itulah, Tjhin menyarankan sedapat mungkin menghindari keterikatan balita dengan gadget. Namun, bila keterikatan sudah terjadi, orangtua diharapkan segera membawa ke psikiater atau psikolog terdekat.

Menurut Tjhin, pertolongan yang diberikan sedini mungkin membantu mempercepat pemulihan pasien. Penderita gangguan keterikatan gadget pada usia balita lebih mudah ditolong daripada penderita usia dewasa. Hal ini disebabkan cara pandang balita lebih mudah diubah daripada dewasa. "Sehingga balita lebih mudah menerima terapi dibandingkan dewasa," kata Tjhin.

Bentuk terapi yang diterima tiap pasien bisa jadi berbeda. Tjhin menerangkan biasanya pasien akan menerima terapi modifikasi perilaku. Namun, sebelumnya harus diketahui bagaimana pola asuh dan kebiasaan anak.

Selama terapi, perhatian anak akan dialihkan pada hal selain gadget. "Kita akan memperkenalkannya pada hal baru, atau sesuatu yang menarik perhatian di luar gadget. Karena itu harus diketahui bagaimana latar belakangnya," kata Tjhin.

Keterikatan bukan ketergantungan

Tjhin menerangkan, kasus anak sering bermain gadget lebih tepat disebut sebagai keterikatan dibanding ketergantungan. "Tumbuh kembang anak dan dewasa berbeda. Untuk anak, lebih tepat disebut terikat karena tidak memenuhi kriteria diagnostik," kata Tjhin.

Kriteria diagnostik ini mencakup lamanya waktu bermain gadget. Balita biasanya tidak memainkan gadget lebih dari 5 jam. Hal ini berbeda pada orang dewasa yang bisa menghabiskan 24 jam dengan gadget-nya.

Walau demikian, keterikatan ini memunculkan efek psikologi yang merugikan. Tjhin mengatakan, anak akan merasa tidak nyaman tanpa gadget dan bisa "uring-uringan" sepanjang hari. Waktu yang dihabiskan juga semakin banyak demi menemukan rasa puas dan nyaman.

"Perlahan meningkat dari 1 jam, menjadi 4 jam, kemudian 5 jam. Hal ini disebut efek toleransi," kata Tjhin.

Timbulnya keterikatan, menurut Tjhin, disebabkan pembiasaan yang terus dilakukan orangtua terhadap anak, terkait penggunaan gadget. Dalam hal ini, orangtua mungkin sering menggunakan gadget dalam kesehariannya, misal mengalihkan perhatian anak ketika menangis.

"Anak itu sebetulnya mudah dikondisikan. Bila yang sering dihadapi gadget, tentu dia lebih terbiasa menghadapi perangkat teknologi tersebut," kata Tjhin.

Tjhin memperingatkan orangtua untuk sedapat mungkin mencegah keterikatan anak dengan gadget. Orangtua perlu berusaha semaksimal mungkin untuk meminimalkan penggunaan gadget dan mengajak anak bermain. Berbagai stimulasi yang diberikan saat bermain akan berguna untuk tumbuh kembangnya.

Gatget Baru Dan aksesorisnya

Written By ConnectPlus on Tuesday, August 13, 2013 | 9:11 AM




Energizer XP2000A Power Pack adalah sebuah powerbank, aksesoris ini sangat popular dikalangan pemakai gadget karena fungsinya yang sangat membantu dikala kehabisan baterai dan Anda tidak dapat menemukan sumber tenaga, cukup colok alat ini ke gadget Anda, maka gadget kesayang Anda akan terisi lagi dayanya.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Gadget For Technology - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger